KAPUASHULU – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson meninjau pelayanan kesehatan bagi warga perbatasan negara di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Badau, Rabu 10 Januari 2024.
Harisson mengecek satu persatu layanan kesehatan yang menjadi tumpuan bagi masyarakat di perbatasan antara Indonesia Malaysia itu.
Dirinya bertemu, dan berbincang dengan para dokter sekaligus menjenguk beberapa pasian anak.
Dalam kunjungan tersebut Harisson turut didampingi Pj Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalbar Windy Prihastari.
Windy juga memberikan bingkisan berupa boneka, dan mainan kepada anak-anak yang tengah dirawat, serta memberikan semangat agar mereka lekas sembuh.
Diwawancarai usai mengecek fasilitas RSUD Badau, Harisson mengungkapkan awalnya pada 2011 lalu rumah sakit tersebut dihadirkan dengan konsep bergerak.
Rumah sakit dari Kementrian Kesehatan itu dibuat dengan konsep ruangan yang menggunakan kontainer-kontainer.
“Namun seiring dengan peningkatan rumah sakit sekarang RSUD Badau ini sudah menjadi rumah sakit tipe D yang ini melayani masyarakat didaerah perbatasan,” kata Pj Gubernur Harisson
Dari hasil kunjungannya ia mengakui masih banyak kekurangan rumah sakit yang berada di perbatasan negara tersebut.
Baik kekurangan dari sisi peralatan maupun tenaga medis dan tenaga kesehatan di rumah sakit tipe D tersebut.
Menyikapi hal tersebut Pj Gubernur Harisson memastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar akan mengambil langkah.
Termasuk dengan memperjuangkan untuk melengkapi peralatan maupun tenaga medis ke Kementrian Kesehatan.
“Rumah sakit ini memang sangat membantu untuk (masyarakat) daerah perbatasan karena kalau harus ke RSUD di Putusibau mereka harus menempuh waktu sekitar tiga jam,” tutupnya. (rls)